"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
sumber : ceritakecil.com
BOGOR (Pos Kota) – Keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD ) semakin banyak. Namun hasil yang dicapai tidak maksimal. Pasalnya, kebanyakan anak-anak hanya memanfaatkan sarana ini untuk bermain dan bukan belajar.
Hal ini disampaikan Direktur Indonesia Heritage Foundation (IHF), Dr. Ratna Megawangi di Labschool PAUD IPB-ISFA, Kota Bogor. “Melihat kondisi yang demikian, maka kami membuka PAUD Holistik berbasis karakter,” kata Ratna.
Ratna mengatakan, PAUD Holistik adalah pendidikan untuk membentuk anak menjadi manusia yang utuh (holistik) melalui pengembangan aspek fisik, emosi, sosial, kreatifitas, spritiual, dan kognitif. “Jadi di PAUD Holistik, emosi dan kreativitas anak dikembangkan begitu juga dengan akademik dan motoriknya. Jadi kecakapan akademis, emosi, moral dan spiritual akan dimiliki anak,” ujar dia.
Imajinasi anak, lanjut Ratna akan dibuka dengan aktivitas yang diberikan di PAUD. “Mereka berada di PAUD selama tiga jam. Di sini anak akan berani bicara, berkreasi tapi tetap santun. Guru hanya sebagai fasilitator, tapi para guru juga akan mendapatkan pelatihan pendidikan holistik berbasis karakter,” kata Ratna.
Keunggulan PAUD Holistik ini antara lain dapat menggali potensi anak, menggunakan dua bahasa pengantar yakni Bahasa Inggris dan Indonesia, dan mutu pendidikan Internasional. Selain itu di Labschool PAUD IPB-ISFA juga dibuga program untuk anak berkebutuhan khusus. “Anak juga akan dilatih untuk menceritakan kembali cerita yang diberikan oleh guru,” kata dia.
PAUD Holistik pertama kali dibuka di Cimanggis, Depok. “Di sana tidak hanya PAUD tapi SD, SMP pun berbasis karakter. Untuk Bogor, merupakan pionir,” kata Ratna.
Ratna mengatakan pendidikan holistik berbasis karakter penting karena 80 persen pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi di usia dini. “Pendidikan yang terlalu berorientasi kepada akademik pada anak-anak usia dini menyebabkan anak tidak mampu berpikir kritis, tidak dapat menyelesaikan masalah dan tidak kreatif. “Anak juga menjadi tidak suka belajar,” ujarnya.
Selain itu, sambung dia, anak usia dini yang dibekali kecakapan sosial dan emosional yang baik serta rasa senang untuk belajar terbukti lebih siap memasuki sekolah dasar. “Pembentukan karakter di usia dini akan mempengaruhi karakter anak di masa dewasa,” imbuh Ratna.
(yopi/sir)
KOTAPINANG (Berita): Pelatihan yang dimulai dari hari Jumat 15 Juli sampai dengan Minggu 18 Juli 2010 yang dihadiri dari 5 kecamatan dan per kecamatan harus mempunyai calon dalam kecamatan sendiri harus diprogram untuk paut agar ada kemajuan dalam setiap desa.
Pelatihan tutor paut 2010 yang diadakan di balai pertemuan perkebunan PTPN 3 Sumut. Karena program paut sangat baik untuk kemajuan bagi masyarakat dimasa mendatang maka dari pihak perkebunan sangat mendukung pembentukan paut yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Labusel untuk memacu kecerdasan sejak di masa dini.
Karena program paut dibentuk untuk mengalang masyarakat dari anak yang usia Nol sampai dengan 6 tahun sudah dibina untuk meraih masa depan yang gemilang dimasa yang akan datang. Penyelenggara paut baru dibuat dilabusel atas inisiatif yang digeluti oleh dinas pendidikan agar masyarakat labusel tidak ketinggalan dengan kabupaten lainnya. Dari pihak dinas pendidikan siap menerima paut dari setiap kecamatan dan desa untuk membentuk kelompok paut dengan anggota minimal 20 anak dan 1 kelompok harus memiliki 2 orang tutor dan 1 penyelenggara dari pemerintah untuk honor tutor dan penyelenggara.
PAUD di Labusel sangat berarti untuk setiap desa untuk membangun mental masyarakat. Maka dari itu paut dibentuk di labusel agar setiap desa mengajukan untuk membuat kelompok puat guna menjunjung untuk memajukan pola pikir tiap masyarakat dari usia dini untuk kwalitas pendidikan dimasa mendatang. PAUD di Kotapinang sebelum mekar hanya terdiri dari 9 kelompok PAUD dan setelah mekar menjadi Labuhanbatu Selatan menjadi 56 PAUD non formal untuk pelatihan penyelengara yang di undang sekitar 80 orang memintak disangka yang ikut mendukung melebihi dari yang diundang. Katanya.
Untuk pelatihan paut dihadiri oleh Plt Dinas Pendirikan H Mahmul SPd beserta kabit H. Romali SPd dan para SKPD dinas pendidikan Muklis SPd dan Aswis SPd. Beserta intruktur dinas pendidikan yang dari propinsi Nazaruddin Pohan SPd dan Aslamiah turut menberi saran untuk kemajuan program paut dijajaran labusel agar bersama –sama untuk mencapai kemajuan anak didik dimasa mendatang 9 yang harus dipikirkan dan dilaksanakan sesuai program paut yang diselenggarakan. (tgh)
sumber: beritasore.com
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
- Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
- Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
- Infant (0-1 tahun)
- Toddler (2-3 tahun)
- Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
- Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Saat ini, sudah ada beberapa satuan pendidikan penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya adalah :
- Taman Kanak-kanak (TK)
- Raudatul Athfal (RA)
- Bustanul Athfal (BA)
- Kelompok Bermain (KB)
- Taman Penitipan Anak (TPA)
- Satuan PAUD Sejenis (SPS)
- Sekolah Dasar Kelas Awal (kelas 1,2,3)
- Bina KeluargaBalita
- Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
- Keluarga
- Lingkungan
Tidak bisa dipungkiri, pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan Sumber Daya Manusia. Tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini.